Rabu, 27 Januari 2021

Rabu, 20 Januari 2021

10 Macam Linux - AIJ XII TKJ

Assalamualaikum.... pada materi kali ini akan membahas tentang 10 Jenis Linux, materi ini untuk 1 minggu kedepan sampai dari tanggal 20 Januari 2021 sampai 26 Januari 2021

1. Ubuntu

Ubuntu

Distro Linux pertama yang patut kamu coba adalah Ubuntu. Ubuntu merupakan salah satu distro Linux yang cukup populer dan sangat cocok bagi kamu yang baru pertama kali menggunakan Linux. Ya, seperti moto dari Ubuntu yaitu “Linux for human beings” atau dalam bahasa Indonesia “Linux untuk manusia”, maksudnya Ubuntu dikembangkan agar Linux dapat berguna bagi semua orang secara universal dalam artian untuk merubah stereotip umum bahwa Linux susah untuk digunakan oleh orang awam. 

Distro Linux Ubuntu patut kamu coba, karena selain Ubuntu sangat populer, Ubuntu juga memiliki dukungan komunitas yang besar. Jadi ketika kamu mengalami kendala atau kesulitan saat menggunakan Ubuntu kamu bisa mencari solusi penanganannya dengan mudah. Sampai artikel ini ditulis Ubuntu telah dirilis sampai versi 20.04 LTS. Ketika kamu menggunakan Ubuntu kamu tidak perlu takut kehilangan dukungan, karena Ubuntu menjamin penggunanya akan mendapat pembaruan keamanan dan pemeliharaan.

2. Manjaro

Manjaro

Manjaro merupakan distro Linux yang berbasis dari Arch Linux. Belakangan ini kepopuleran  Manjaro semakin menanjak. Bukan tanpa alasan Manjaro semakin banyak digandrungi oleh sebagian orang, selain karena Manjaro menawarkan keunggulan dari Arch Linux yang dijadikan basisnya. Manjaro juga mempunyai kemudahan seperti pemakaian yang simpel, sederhana, elegan dan tetap powerful.

Hal yang menarik dari distro Linux Manjaro ini adalah Manjaro menyediakan fitur lengkap dengan berbagai pilihan arsitektur, desktop environment, dan jenis build-nya. Dari hal tersebut Manjaro memang dikembangkan untuk berbagai kalangan pengguna, baik itu pemula, pendidikan, programmer maupun profesional. Salah satu faktor kepopuleran Manjaro adalah berkat banyaknya varian desktop environment yang bisa digunakan.

3. Linux Mint

Linux Mint

Linux Mint merupakan salah satu distro yang tak kalah populer dari Ubuntu, distro ini pun banyak digemari oleh komunitas Linux. Linux Mint dibangun diatas basis Ubuntu, oleh karena itu Linux Mint dapat menjalankan aplikasi yang ada pada Ubuntu. Sama seperti Ubuntu, Linux Mint pun cocok bagi kamu yang baru memulai menggunakan Linux, karena selain user interface yang mudah dan sederhana Linux Mint juga memiliki efek transisi yang cukup smooth.

Distro Linux Mint memiliki berbagai varian desktop environment meliputi Cinnamon, MATE, XFCE, KDE ditambah ada varian Linux Mint yang berbasis Debian. Untuk penggunaan sehari-hari Linux Mint sangat nyaman untuk digunakan, aplikasi yang bisa digunakan pun cukup melimpah ruah berkat basisnya dari Ubuntu.

4. Kali Linux

Kali Linux

Jika kamu tertarik untuk memulai belajar hacking dan penetrasi, maka distro Linux berikut ini boleh kamu coba. Kali Linux merupakan distro berbasis Debian yang dikembangkan oleh Offensive Security. Tujuan dari dikembangkannya Kali Linux adalah untuk memenuhi kebutuhan penetrasi dan pengujian maupun peretasan pada sistem keamanan komputer. Kali Linux juga menyediakan berbagai desktop environment seperti XFCE, KDE maupun LXDE.

Di dalam Kali Linux juga telah tersedia berbagai tools atau aplikasi yang berguna dalam melakukan ethical hacking atau penetrasi dan testingTools dan aplikasi yang disediakan pun selalu dalam keadaan terbaru karena menerapkan model rolling release. Komunitas dari Kali Linux pun banyak yang membuat tools atau aplikasi yang bisa kamu gunakan saat melakukan penetrasi ataupun testing keamanan.

5. Zorin OS

Zorin OS

Apabila kamu ingin mencoba Linux dengan rasa Windows, kamu bisa mencoba menggunakan distro Linux Zorin OS. Zorin OS dikembangkan dari basis Ubuntu dengan mengedepankan tampilan antarmuka yang mirip dengan Windows. Hal ini cocok bagi kamu, jika baru memulai menggunakan Linux, karena saat migrasi dari Windows ke Linux kamu akan merasa familiar dengan tampilannya.

6. openSUSE

openSUSE

Distro Linux berikutnya yang bisa kamu coba adalah openSUSE. openSUSE bisa jadi pilihan kamu sebagai system administrator, pengembang ataupun pengguna desktop. openSUSE terbagi menjadi dua varian distribusi yaitu Tumbleweed dan Leap. Jika kamu ingin selalu mendapatkan pembaruan maka varian openSUSE Tumbleweed adalah pilihannya. Sedangkan jika kamu ingin mendapatkan pembaruan pada rentang periode tertentu maka openSUSE Leap bisa kamu pilih.

7. Fedora

Fedora

Fedora pertama kali dirilis pada tanggal 6 November 2003 sampai dengan artikel ini ditulis Fedora telah sampai pada versi 32. Fedora dikembangkan oleh Red Hat dengan manajemen paket menggunakan RPM dan YUM. Fedora tidak terlalu memperhatikan pembaruan apabila hanya memperbaiki hal yang tidak begitu penting, para pengembang Fedora lebih mengutamakan pembaruan yang signifikan saat melakukan pembaruan.

8. Parrot OS

Parrot OS

Sama seperti halnya distro Kali Linux, distro Parrot OS juga dikembangkan untuk tujuan penetrasi, testing maupun forensik sistem keamanan. Parrot OS juga menggunakan basis dari Debian sama seperti Kali Linux. Parrot OS dikembangkan oleh Parrot Security CIC sampai artikel ini ditulis Parrot OS telah sampai pada versi 4.9.1. Parrot OS juga menyediakan berbagai macam pilihan desktop environment mulai dari MATE, KDE, dan juga OVA.

Walaupun masih tergolong baru, distro Parrot OS tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak tools penetrasi dan testing telah dipasang secara otomatis pada distro ini. Jika kamu tertarik untuk memulai penetrasi dan testing maupun hacking distro ini bisa kamu coba sebagai alternatif pilihan Kali Linux.

9. Elementary OS

Elementary OS

Apabila sebelumnya ada distro Zorin OS yang tampilannya mirip dengan Windows, sedangkan distro Linux satu ini tampilannya mirip dengan Mac OS. Jika kamu ingin merasakan sensasi tampilan yang elegan layaknya Mac OS, maka distro Linux Elementary OS ini bisa kamu coba. Elementary OS juga ramah bagi pengguna baru karena menggunakan basis dari Ubuntu. Sampai artikel ini ditulis Elementary OS telah sampai pada versi 5.1 Hera.

10. BlankOn

BlankOn

Kurang lengkap rasanya jika tidak mencantumkan distro Linux buatan Indonesia. BlankOn merupakan salah satu distro Linux racikan anak bangsa yang bisa kamu coba. BlankOn juga pernah masuk ke dalam 100 besar Linux di dunia, jadi kualitas dari BlankOn tidak bisa dianggap remeh. Apabila kamu membutuhkan Linux untuk kegiatan computing untuk pendidikan atau perkantoran distro Linux BlankOn ini bisa menjadi pilihan.

Demikian 10 macam Linux yang bisa kamu coba. Sistem operasi Linux juga banyak digunakan oleh orang-orang yang bekerja di bidang IT termasuk para developer. Memiliki pemahaman mengenai Linux bisa menjadi nilai lebih bagi kamu yang bergerak di bidang IT. Selain itu bekali diri kamu juga dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh industri. Ada banyak hal-hal baru di Dicoding, kamu bisa belajar dengan harga yang murah bahkan gratis.


Referensi : https://www.dicoding.com/blog/macam-macam-linux/

Read more

Selasa, 12 Januari 2021

LINUX - AIJ Kelas XII TKJ

Assalamualaikum.... pada materi kali ini akan membahas tentang Linux, materi ini untuk 1 minggu kedepan sampai tanggal 20 januari 2021,

selamat belajar...


LINUX




Pengertian Linux adalah sistem operasi yang menggunakan kernel linux. Kernel sendiri adalah bagian terkecil dari sistem operasi yang bertugas untuk melakukan manajemen cpu, memori dan perangkat -perangkat tambahan lain. Linux adalah OS yang bersifat open source, yang berarti kode-kode sumber linux dapat digunakan, dimodifikasi dan didistribusikan secara bebas oleh siapapun. Lisensi linux yang berada dibawah naungan GNU pun Gratis, kita tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun jika ingin menggunakannya.

Ini berbeda dengan OS Windows yang berbayar, karena untuk menggunakan sistem operasi windows secara Legal, biayanya hampir 2 juta pertahun. itu belum termasuk penggunaan microsoft office dan aplikasi lain seperti photoshop, corel dsb. Karena kodenya yang bersifat open source, banyak developer yang mengembangkan OS ini sehingga terciptalah berbagai macam distro linux yang banyak kita kenal selama ini, seperti misalnya linux Ubuntu, linux mint, Redhat dsb.

Setiap distro linux mempunyai karakteristik yang berbeda mulai dari tampilan, kerumitan penggunaan hingga tujuan penggunaannya. Apakah misalnya untuk programming, hacking, web security, server atau untuk menjalankan aplikasi umum sehari-hari.cikal bakal Linux adalah sistem operasi UNIX yang dikembangkan oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie pada tahun 1969. Ken dan Dennis ini juga merupakan penemu dari bahasa pemrograman C, yang mana menjadi dasar dari bahasa pemrograman tingkat tinggi.

Kode sumber UNIX dikembangkan menggunakan bahasa C sehingga mudah pemindahannya ke berbagai platform. Oleh karena itu UNIX mendapat respon dan perhatian yang besar.Dengan berkembangnya UNIX yang sangat cepat, akhirnya UNIX terpecah menjadi dua aliran yaitu yang dikembangkan oleh Universitas Berkley dan yang dikembangkan oleh AT&T.

Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan yang ingin memegang kendali dalam bidang sistem operasi. Oleh karena itu ditetapkanlah spesifikasi standar UNIX oleh IEEE (The Institue of Electrical and Engineers) dengan mengemangkan Posix. Sejak saat itu muncul berbagai macam jenis UNIX, salah satunya yaitu Minix yang dikembangkan oleh A.S. Tanenbaum yang bertujuan untuk pendidikan.

Kemudian pada tahun 1984 mulai mengembangkan proyek GNU dengan membuat software, compiler, editor, textformatters, GUI, libraries, modules, dan masih banyak lagi. GNU didesain supaya kompatibel dengan sistem operasi yang sudah ada yaitu UNIX.

Pada tahun 1990 GNU telah berhasil membuat semua komponen yang diperlukan untuk mengnebangkan sebuah sistem operasi, yaitu compiler, libraries, aplikasi, user interfae. Tetapi ada satu yang belum selesai yaitu kernel yang merupakan inti dari sistem operasi.

Kemudian pada tahun 1991 Lunus Torvalds yang meruakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer dari Universitas Helsinki menulis sebuah kernel dengan menggunakan bahasa C dan diterjemahkan menggunakan GNU C Compiler. Linus Torvalds menjadikan kode sumber dari Minix untuk dijadikan referensi untuk mengembangkan sistem operasi baru yang kode sumbernya dapat diakses oleh siapa saja. Kemudian sistem operasi yang dikembangkan oleh Linus Torvalds ini dinamakan Linux. Awalnya Linus ingin memeberi nama Freax yang merupakan gabungan dari “free freak” dan X yang mengacu pada Unix.

Pada bulan September 1991 Linus mengunggah file yang dikembangkannya ke FTP server (ftp.funet.fi). Kemudian seorang relawan administrator FTP yaitu Ari Lemmke berfikir bahwa nama Freax kurang bagus untuk dijadikan nama kernel. Lalu ia mengubh nama kernel dengan nama Linux tanpa persetujuan Linus. Dalam mengembangkan Linux, Linus menggunakan tools dari Free Foundation Software dan program-program yang berlisensi GNU GPL(lisensi untuk software bebas dan gratis). Dan dari sinilah lahir Linux versi 0.01. Linux versi ini belum dapat disebut sebagai sistem operasi secara utuh. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1991, Linus Torvalds kode sumber Linux yang menjadi versi Linux resmi pertama yang dikenalkan ke publik, yaitu Linux versi 0.02 dibawah lisensi GNU GPL. Saat merilis versi ini Linus menuliskan dalam dokumentasinya bahwa Linux memerlukan software yang disediakan oleh GNU supaya dapat menggunakan Linux seutuhnya.

Kemudian pada tahun 1996 Linus Torvalds mengumumkan logo atau maskot dari Linux yaitu seekor Pinguin yang diberi nama Tux.

Linus memilih hewan pinguin karena dia pernah mengalami pengalaman buruk yaitu digigt oleh seekor pinguin di kebun binatang Australia.

Dalam pemilihan logo pinguin, Linus mengadakan sebuah kontes untuk mendesain logo Linux. Kontes ini dimenangkan oleh Larry Ewing dengan desain gambar pinguin sedang duduk bernama Tux. Kata Tux mengacu pada Torvalds Unix yang berarti tuxedo

Read more

Minggu, 03 Januari 2021

RPL - III - Pemeliharaan Perangkat Lunak

pada hari ini Senin, 4 Januari 2020 Kita akan membahas materi tentang Pemeliharaan Perangkat Lunak


Pemeliharaan Perangkat Lunak

Mengapa Pemeliharaan Perlu di Lakukan ?

Pemeliharaan mesti dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak terus memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh pengguna. Pemeliharaan berlaku untuk semua perangkat lunak yang dikembangkan menggunakan model siklus hidup perangkat lunak apa pun. Produk perangkat lunak mengalami perubahan karena tindakan perangkat lunak korektif dan nonkorektif termasuk adanya dinamika dalam teknologi dan organisasi.

Pemeliharaan secara terus menerus dilakukan untuk hal-hal berikut ini:

  1. Melakukan koreksi terhadap kesalahan yang ditemukan.
  2. Meningkatkan kualitas rancangan perangkat lunak.
  3. Mengimplementasikan perangkat tambahan/pendukung.
  4. Sebagai keperluan untuk antar muka dengan perangkat lunak lain.

Definisi Pemeliharaan Software

Pemeliharaan Software adalah proses umum pengubahan/pengembangan perangkat lunak setelah diserahkan ke konsumen. Perubahan mungkin berupa perubahan sederhana untuk membetulkan error koding atau perubahan yg lebih ekstensif untuk membetulkan error perancangan/perbaikan signifikan untuk membetulkan error spesifikasi/akomodasi persyaratan baru.

Lingkup Pemeliharaan

Aktifitas pemeliharaan antara lain :

  • Penambahan atau perbaikan produk perangkat lunak
  • Adaptasi produk dengan lingkungan operasional yang baru (hardware, sistem operasi, dll).
  • Pembetulan permasalahan yang timbul

Aktifitas Penambahan perbaikan produk perangkat lunak :

  • Penambahan fungsi-fungsi baru
  • Perbaikan tampilan dan modus interaktif
  • Memperbaharui dokumen eksternal
  • Memperbaharui karakteristik performansi dan sistem

Adaptasi produk dengan lingkungan operasional yang baru:

  • pemindahan perangkat lunak ke perangkat keras yang lain
  • modifikasi untuk dapat mempergunakan protokol tambahan dll

Pembetulan permasalahan yang timbul :

pembenaran kesalahan yang timbul setelah produk perangkat lunak dipergunakan oleh user Biasanya 70 % dari seluruh biaya pengembangan adalah untuk pemeliharaan. Dari seluruh biaya pemeliharaan, 60 % digunakan untuk anggaran penambahan atau perbaikan perangkat lunak, sisanya untuk adaptasi atau pembentulan.

Jenis Pemeliharaan Perangkat lunak

Pemeliharaan perangkat lunak dibedakan :

1. Corrective Maintenance

Pemeliharaan ini untuk merespon terjadinya kesalahan-kesalahan saat produk dioperasikan baik berupa bug atupun berupa output yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Adaptive Maintenance

Pemeliharaan ini untuk merespon perubahan yang terjadi pada lingkungan yang mempengaruhi perangkat lunak tersebut (seperti perangkat keras, sistem operasi, prosedur bisnis, kebijakan, dll).

3. Perfective maintenance

Pemeliharaan ini untuk merespon permintaan tambahan berupa fungsi-fungsi baru yang muncul setelah pengguna melakukan uji coba perangkat lunak tersebut.

4. Preventif maintenance

Pemeliharaan ini dilakuan untuk melakukan reengineering terhadap perangkat lunak agar lebih mudah diperbaiki, memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dan mudah mengakomodasi munculnya kebutuhan baru.

Karakteristik perangkat lunak yang mudah dalam pemeliharaan :

• Perangkat lunak dikerjakan per modul

• Perangkat lunak mempunyai kejelasan

• Dokumentasi internal yang baik dan jelas

• Dilengkapi dokumen-dokumen pendukung lainnya


Pemeliharaan juga mempengaruhi dokumen pendukung seperti :

• dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak

• dokumen rancangan

• dokumen rencana pengujian

• prinsip pengoperasian

• petunjuk pemakaian


Manfaat pemeliharaan perangkat lunak

• Memastikan kesesuaian dengan kebutuhan fungsionalitas teknis software.

• Memastikan kesesuaian kebutuhan pihak manajerial mengenai jadwal dan budget.

• Dapat meningkatkan efisiensi software berikut juga aktifitas pemeliharaannya.


Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC)

Tahapan SMLC :

Memahami Permintaan Pemeliharaan

· Mentransformasi permintaan pemeliharaan menjadi pengubahan

· Menspesifikasi perubahan

· Mengembangkan perubahan

· Menguji perubahan

· Melatih pengguna dan melakukan test penerimaan

· Pengkonversian dan meluncurkan operasi

· Mengupdate Dokumen

· Melakukan pemeriksaan Pasca implementasi


Maintainability (Kemampuan pemeliharaan sistem)

Prosedur untuk peningkatan maintainability :

  • Menerapkan SDLC dan SWDLC
  • Menspesifikasi definisi data standar
  • Menggunakan bahasa pemrograman standart
  • Merancang modul-modul yang terstruktur dengan baik
  • Mempekerjakan modul yang dapat digunakan kembali
  • Mempersiapkan dokumentasi yang jelas, terbaru dan komprehensif
  • Menginstall perangkat lunak, dokumentasi dan soal-soal test di dalam sentral repositor sistem CASE atau CMS (change management system)

Tiga pendekatan untuk menyusun Pemeliharaan sistem :

  1. Pendekatan Pemisahan --> Pemeliharaan dan Pemeliharaan
  2. Pendekatan Gabungan --> Menggabungkan personalia penyusun dan pemelihara menjadi sebuah kelompok utama sistem informasi
  3. Pendekatan Fungsional --> Variasi dari pendekatan gabungan dengan memindahkan tenaga profesional sistem dari sistem informasi dan menugasi mereka pada fungsi bisnis untuk penyusunan maupun pemeliharaan.

Ada 5 CASE Tools yang membantu pemeliharaan sistem dari sistem lama dan membantu memecahkan kemacetan timbunan sistem baru yang belum dikerjakan :

a. Rekayasa Maju (Forward engineering)

b. Rekayasa Mundur (Reverse engineering)

c. Rekayasa Ulang (Reengineering)

d. Restrukturisasi (restrukturing)

e. Sistem Pakar Pemeliharaan (Maintenance expert system)


Mengelola Pemeliharaan Sistem

Dalam mengelola pemeliharaan sistem baik itu rekayasa maju, mundue, ulang dan restrukturisasi terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan. Tahapan pengelolaan terhadap pemeliharaan sistem (perangkat lunak), meliputi:

a. Menetapkan Kegiatan Pemeliharaan Sistem

b. Mengawali dan merekam kegiatan pemeliharaan sistem tidak terjadwal (Form Maintenance Work Order : Pekerjaan yang diperlukan/dilakukan, waktu yang diperkirakan dibandingkan dengan waktu yang sebenarnya, kode pemeliharaan, biaya pemeliharaan)

c. Menggunakan sistem perangkat lunak helpdesk

d. Mengevaluasi aktivitas pemeliharaan sistem

e. Mengoptimalkan program pemeliharaan sistem


Sedangkan Resiko CMS yang harus dihindari, antara lain:

a. Kekurangan inventaris program perangkat lunak yang akurat dan sumber-sumber sistem informasi lainnya.

b. Ketidak lengkapan sejarah perubahan program

c. Modul-modul program perangkat lunak terduplikasi

d. Perubahan program perangkat lunak yang tidak sah

e. Kekurangan dokumentasi yang jelas, komprehensif dan terbaru

f. Rendahnya kualitas dan reabilitas perangkat lunak


Klik dibawah ini untuk mengisi absensi

perkuliahan hari ini

Senin, 4 Januari 2021



Read more